Rabu, 18 Desember 2013

PRESBYOPIA

Presbyopia…..

 
                                           presbyopia
Presbyopia merupakan keadaan normal yang dialami manusia yang dihubungkan dengan usia dimana fleksibelitas lensa mulai menurun, disertai mulai melemahnya otot-otot siliaris untuk membantu proses akomodasi. Biasanya gejala awal presbiop ini akan dialami pada usia 40 tahun. Kemampuan akomodasi semakin menurun seiring dengan bertambahnya umur. Dimana orang akan merasa sulit untuk melihat obyek pada jarak baca, bervariasi dengan individu, pekerjaan dan kelainan refraksi orang tersebut. Presbyopia dapat diatasi dengan kacamata berlensa rangkap (bifokal) maupun lensa progresif, yang penulisannya pada resep kacamata selalu disertai tambahan ukuran jarak dekat.

Power lensa ukuran dekat adalah hasil refraksi ukuran jauh ditambah dengan adisi. Adisi umumnya disesuaikan dengan tingkat usia penderita. Dimana untuk usia 40 tahun adalah + 1,00 D, 50 tahun adalah +2,00 D, dan 60 tahun diperlukan addisi +3,00 dioptri, disesuaikan dengan jarak baca penderita 33 cm. Untuk usia 60 tahun, lensa kristalin telah kaku, dan susah berakomodasi sehingga diperlukan addisi +3,00 D untuk membantu melihat obyek pada jarak 33 cm. Dengan tambahan power +3,00 D itu lensa kristalin tetap pada fase istirahat, tanpa usaha akomodasi sama sekali.

Kita sering mendapatkan resep kacamata dari dokter spesialis mata mengenai jarak pupil jauh dan dekat sbb:

Untuk PD jauh 68 mm, maka PD dekatnya adalah 65 mm
PD jauh 66 mm, maka PD dekatnya adalah 63 mm
PD jauh 65 mm, maka PD dekatnya adalah 63 mm
PD jauh 64 mm, maka PD dekatnya adalah 62 mm
PD jauh 58 mm, maka PD dekatnya adalah 56 mm 
 
Hal tersebut sesuai ketentuan umum dimana jarak pupil jauh diatas 65 mm selalu dikurangi dengan 3 mm untuk PD dekatnya. Sedangkan PD jauh dibawah 65 mm selalu dikurangi 2 mm untuk PD dekatnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jarak pupil seseorang, diperlukan desentrasi konvergensi lebih besar pula. Dan sebaliknya, semakin kecil jarak pupil sesorang, diperlukan desentrasi konvergensi yang lebih kecil pula.

Tetapi kita para Refraksionis Optisien…, ketentuan resep PD dekat Dokter Spesialis mata tersebut tidak diperlakukan untuk menentukan segmen baca…., karena pada kenyataannya kita membaca memerlukan desentrasi konvergensi lebih dari 2-3 mm untuk kedua mata.
Sedangkan untuk desain lensa progresif konvensional itu sendiri telah dibuat oleh pabrik dengan desentrasi tertentu yakni 5 mm kearah nasal, berarti masing2 mata membutuhkan desentrasi 2,5 mm ke arah nasal, baik untuk jarak pupil yang besar maupun kecil, itu kalo menurut desain lensa progresif yg umum….hehe… kalo free from.., tentu beda lagi…. lbh di sesuaikan kondisi pasien.

Saat kita melihat dekat, bayangan jatuh dibelakang retina, maka otak akan melakukan upaya koreksi dengan memerintahkan muskulus siliaris untuk berkontraksi sebagai usaha agar bayangan tetap tepat di retina. Terjadi tiga peristiwa secara serempak saat kita melihat dekat yang dikenal dengan istilah TRIAS AKOMODATIVA, yaitu:
        - Akomodasi
        - Konvergensi
        - myosis

Jadi, ketika kita melihat dekat, di katakan sinar datang menyebar kemudian melalui media refrakta sinar dibiaskan ke macula lutea, untuk dapat jatuh tepat ke macula lutea, yang bertanggung jawab diantara media refrakta ini adalah lensa kristalin. Sehingga diperoleh impuls bayangan, yang kemudian dilanjutkan oleh syaraf melalui jalur pathway keotak. Otak menerjemahkan impuls bayangan tadi menjadi penglihatan seperti yang kita lihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar